Senin, 24 Februari 2014

RESEPSI SASTRA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Resepsi sastra dimaksudkan bagaimana 'pembaca' memberikan makna terbadap karya sastra yang dibacanya, sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya. Tanggapan itu mungkin bersifat pasif. Yaitu bagaimana seorang pembaca dapat memabami karya itu, atau dapat melihat hakikat estetika, yang ada di dalamnya. Atau mungkinjuga bersifat aktif yaitu bagaimana ia merealisasikan 'nya. Karena itu, pengertian resepsi sastra mempunyai lapangan yang luas, dengan berbagai kemungkinan penggunaan. Dengan resepsi sastra terjadi suatu perubahan (besar) dalam penelitian sastra, yang berbeda dari kecenderungan yang biasa selama ini. Selama ini tekanan diberikan kepada teks, dan untuk kepentingan teks ini, biasanya untuk pemahaman 'seorang peneliti' mungkin saja pergi kepada penulis (teks)~. (Umar Joous, 1985: 1).

B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dikajikan dalam makalah ini adalah Resepsi sastra dari masalah ini dapat dibentuk beberapa masalah diantaranya yaitu :
1.      Apa yang dimaksud Resepsi Sastra ?
2.      Sejarah Resepsi Sastra.
3.      Penerapan Metode Penelitian Resepsi Sastra.

C.     TUJUAN
Supaya para pembaca mengetahui tentang Resepsi sastra  dan dapat memahami isi dari makalah ini.
D.    MANFAAT  MAKALAH
Agar mahasiswa dapat mengerti apa itu Resepsi Sastra.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    RESEPSI SASTRA
Istilah resepsi sastra berasal dari kata REZEPTIONEASHETIC, yang dapat disamakan dengan literary response(penerimaan estetika) sesuai dengan aestehetic of reception (junus, 1984: 2) dan disebut estetika resepsi oleh pradopo (2002:23).
Resepsi sastra  berpandangan bahwa pada dasarnya karya sastra adalah polisemi. Tetapi bukan tidak mukin seorang pembaca dalam suatu waktu tertentu hanya akan melihat  satu”arti” saja. Atau mereka hanya memberikan takanan pada satu”arti” tertentu dan mengabaikan “arti” lainnya.Dengan demikaian “ari” dikonkretkan dengan hubungan oleh khalayak. Sesuai dengan pembawaan karya itu kepada khalayak, sehinga ia mempunyai akibat (junus, 1984 :2).
REZEPTIONGESCHICHATE adalah sebuah pendekatan yang khusus memperhatika resepsi karya sastra dalam rangka kesastraan, dalam keterlibatannya dengan karya lain, berdasarkan horizon harapan pembaca. Singkatnya, perwujutan karya sastra dalam rangka sistemik dan sejarah sastra oleh pembaca tertentu. Dalam teori resepsi sastra ini, funsi pembaca demikian penting dalam memberikan tangapan atau resepsi karya sastra.horison harpan pembacalah yang akan menentukan bagai mana resepsinya terhadap sebuah karya sastra.
Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang memiliki teks sastra dengan mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tangapan. Dalam memberikan sambutan dan tagapan tentunya dipangaruhi oleh faktor ruangan, waktu, dan golongan sosial.
Resepsi berasal dari bahasa latin yaitu recipere yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan pemaca. Dalam arti luas resepsi resepsi disrtikan sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian makna terhadapnya. Respon yang dimaksutkan tidak dilakukan antara karya dengan seorang pembaca, melainkan pembaca sebagai proses sejarah, pembaca dalam periode tertetu.
Resepsi Sastra Resepsi berasal dari kata recipere (Latin), reception (Inggris) yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan pembaca. Dalam arti luas yaitu, pengolahan teks dan cara-cara pemberian makna terhadap karya sastra, sehingga memberikan respon terhadapnya. Aliran sastra ini meneliti teks sastra dengan mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tanggapan pada karya sastra. Endaswara (2003:118) mengemukakan bahwa resepsi berarti menerima atau penikmatan karya sastra oleh pembaca.
Resepsi merupakan aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik tolak kepada pembaca dengan memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu. Dalam meresepsi sebuah karya sastra bukan hanya makna tunggal, tetapi memiliki makna lain yang akan memperkaya karya sastra itu.
Penelitian resepsi sastra pada dasarnya merupakan penyelidikan reaksi pembaca terhadap teks sastra (Endraswara, 2003:119). Sejalan dengan pendapat Ingarden (dalam Taum, 1997:57), bahwa setiap karya sastra prinsipnya belum lengkap karena hanya menghadirkan bentuk skematik dan sejumlah “tempat tampa batas” yang perlu dilengkapi secara individual menurut pengalamannya akan karya-karya sastra lain. Reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh pembaca (penonton) terhadap karya sastra dapat ditanggapi dengan positif atau sebaliknya. Tanggapan (sambutan) pembaca pada dasarnya akan sampai pada pemaknaan karya sastra itu sendiri. Namun, sejauh kelengkapan teks sastra tersebut tidak pernah sempurna, maka yang harus dilakukan adalah dengan melengkapi stuktur karya sastra itu oleh pembaca dengan melakukan konkretisasi (penyelarasan atau pengisian makna oleh pembaca). Dari reaksi pembaca yang berbeda-beda memungkinkan pembaca akan memberi penilaian pada karya sastra dengan memanfaatkan kode-kode tertentu menurut pemahamannya (Endraswara, 2003:120).
Menurut Pradopo (2007:218) yang dimaksud resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Teeuw (dalam Pradopo 2007:207) menegaskan bahwa resepsi termasuk dalam orientasi pragmatik. Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada kepentingan pembaca sebagai menikmat karya sastra. Selain itu, pembaca juga yang menentukan makna dan nilai dari karya sastra, sehingga karya sastra mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai.
B.     SEJARAH RESEPSI SASTRA
Masalah – masalah yang berkaitan dengan kompetensi pembaca mulai timbul di kalangan strukturalis praha,dengan adanya pergeseran pandangan dari analisi unsur menuju ke aspek – aspek di luarnya yang dikenal sebagai strukturalisme dinamik yang dikemukakan oleh mukarovsky sekitar tahun 1930,dilanjutkan oleh felix vodicka,muridnya jusz.
Resepsi sastra tampil sebagai sebuah teori dominan sejak tahun 1970-an dengan pertimbangan :
a)    Sebagai jalan keluar untuk mengatasi strukturalisme yang dianggap hanya memberikan perhatian terhadap unsur – unsur.
b)   Timbulnya kesadaran untuk membangkitkan kembali nilai – nilai kemanusin dalam rangka kesadaran humanis universal.
c)    Kesadaran bahwa nilai – nilai karya sastra dapat dikembangkan hanya melalui kompetensi pembaca.
d)   Kesadaran bahwa nilai karya seni disebabkan oleh pembaca.
e)    Kesadran bahwa makna terkandung dalam hubungan ambiguitas antara karya sastra dengan pembaca.
Dalam menganalisis penerimaan suatu karya ada hal-hal berikut mengapa kita penting mempelajari resepsi sastra.
a)    Rekontruksi kaidah sastra dan kompleks anggapan tentang sastra pada suatu masa.
b)   Rekontruksi sastra suatu masa,misalnya mengenai kelompok karya yang biasanya menjadi objek penilian yang ada ketika itu,dan lukisan tentang hirarki atau urutan nilai sastra pada suatu masa.
c)    Studi tentang konkretisasi karya sastra (yang semasa dan yang lalu ),misalnya studi tentang bentuk sebuah sastra,terhadap mana kita lontarkan pengertian kita mengenai masa itu ( melalui kongkretisasi yang krisis ).
d)   Studi tentang keluasaan pengaruh / kesan dari suatu karya ke dalam lapangan sastra / bukan sastra. ( vodicka,dalam umar junus,1985 : 31 ).
C.     RESEPSI  DAN  PENAFSIRAN
            Luxemburg,dkk.( 1984 : 62 ) membedakan antara resepsi dan penafsiran.ciri –ciri penerimaan atau resepsi adalah reaksi,baik langsung maupun tidak langsung.penafsiran bersifat lebih teoritis dan sistematis oleh karena itu termasuk bidang kritik sastra.
            Resepsi novel disurat kabar termasuk resepsi,sedangkan pembicaraan novel tersebut di majalah ilmiah termasuk pernafsiran.namun dalam perkembangannya sekarang resepsi sastra sudah di sertai dengan penafsiran dan bahkan penafsiran yang sangat rinci.
D.    SISTEMATIKA UNSUR - UNSUR RESEPSI SASTRA DAN   PROBEMATIKANYA
a.    Pembaca
Pembaca karya sastra terbagi dua yaitu pembaca biasa dan pembaca ideal.pembaca ideal dibagi  yaitu “ pembaca yang implist “ dan pembaca yang ekplist.
Pembaca biasa adalah pembaca dalam arti sebenarnya,yang menbaca suatu karya sebagai karya sastra,bukan sebagai bahan penelitian.dalam resepsi  sastra diperhatikan bagaimana reaksi pembaca biasa ini terhadap suatu karya sastra.
Pembaca ideal adalah pembaca yang dibentuk / diciptakan oleh penulis atau peneliti dari pembaca ( pembaca ) biasa berdasarkan variasi tanggapan mereka yang tak terkontrol berdasarkan kesalahan dan keganjilan tanggapan mereka,berdasarkan kompetensi sastra mereka yang putus-putus , atau berdasarkan berbagai variable lain yang menggangu. Dengan begitu, dalam resepsi sastra,”kesalahan” pemahaman bukan kesalahan, tapi suatu yang wajar.
Ø Pembaca implisip ialah pembaca yang memaikan peranan yang memainkan peranan bagaimana suatu teks dapat dibaca.
Ø Pembaca eksplisit adlah pembaca kepda siapa suatu teks diucapakan. pembaca itu mungkn dinyatakan secara langsung sebagai mana yang ada.

b.    Legitikal dan poetical
Ø Legetikal ; suatu teori bagaiman proses pembacaan dari seorang pembaca diterangkan dan juga bagaiman semestinya suatu penerimaan dalam suatu proses pembacaan.
Ø Poetica ; teori tentang cara suatu teks dapat dilukiskan sesuai dengan presepktip estetika karya itu.
c.    Horison penerimaan dan kongretisasi
Diistilahkan dengan cakrawala harapan atau horison penerimaan. Horizon harapan adalah harapan-harapan seseorang pembaca terhadap karya sastra.
Klasipikasi horiso harapan
Ø Periodisasi sastra
Ø Karya (ragam) sastra
Ø Pengrang
E.     PENERAPAN METODE PENELITIAN RESEPSI SASTRA
            Penelitian resepsi sastra pada penerapannya mengacu pada proses pengolahan tanggapan pembaca atas  karya sastra yang dibacanya.
            Metode resepsi sastra mendasarkan diri pada teori bahwa karya sastra itu sejak terbit selalu mendapatkan tanggapan dari pembacanya.Menurut Jauss : apresiasi pembaca pertama akan dilanjutkan dan di perkaya melalui tanggapan yang lebih lanjut dari generasi ke generasi.
           



Metode penelitian sastra menjadi dua metode,yaitu metode resepsi sinkronis dan metode resepsi diakronis.
1.    Penerapan metode resepsi sinkronis
Penelitian resepsi sastra dengan metode sinkronis adalah penelitian resepsi sastra yang menggunakan tanggapan pembaca sezaman,artinya pembaca yang menggunakan sebagai responden berada dalam satu periode waktu.
2.    Penerapan metode resepsi diakronis
Penelitian resepsi sastra dengan metode diakronis merupakan penelitian resepsi sastra yang dilakukan terhadap tenggapan – tanggapan pembaca dalam beberapa periode.tetapi periode waktu yangdi maksud masih berada dalam satu rentang waktu.
Misalnya penelitian singkronis dilakukan untuk mengetahui tanggapn pembaca terhadap novel-novel anak seri kecl-kecil punya karya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup anak-anak, sedangkan penelitian diakronis dilakukan untuk mengetahaui unsur-unsur hedonisme dalam novel-novel anak seri Kecil-Kecil punya karya sejak kemunculannya(2003)hingga kini(2012).
F.      METODE PENELITIAN
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian sinkronis adalah sebagai berikut
1.    Penentuan sumber data penelitian, berupa teks yang akan diteliti dan pembaca yang akan diminta tanggapannya.
2.    Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik wawancara, maka peneliti harus menentukan terlebih dahulu responden penlitian, sejumlah populasi dan sampel yang akan digunakan.
3.    Pengolahan data (hasil wawancara)dengan caramenguraidan menganalisisnya sesuai dengan rumusan masalah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian diakronis adalah sebagai berikut :
1.             Penentuan sumber data penelitian, berupa teks yang akan yang diteliti dalam rentang waktu tertentu.
2.             Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan dan referensi yang mendukung penelitian, baik diperpustakaan atau media massa .
3.             Pengelolahan data dengan cara mengurai dan menganalisisnya sesuai dngan rumusan masalah.
Kelebihan dan kelemahan metode penelitian  resepsi sastra
Masing-masing metode dalam penelitian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Begitu juga dalam penelitian resepsi sastra. Masing-masing metode, baik sinkronis maupun diakronis, mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Resepsi sinkronis maupun diakronis mempunyai beberapa kelemahan dari segi proses kerjanya, menurut abdullah penelitian yang tergolong eksperimental dapat mengalami beberapa kendala saat pelaksanaannya di lapangan.penelitian ekperimental dinilai sangat rumit, khususnya dalam pemilihan responden, pemilihan teks sastra dan penentuan teori.
Kelebihan dan penelitian resepsi sinkronis atau eksperimental ini antara lain
1)        Reponden dapat ditentukan tanpa harus mencari artikel kritik sastranya terlebih dahulu.
2)        Penelitian resepsi sinkronis dapat dilakukan secara langsung tanpa menunggu kemunculan kritik atau ulasn mengenai karya sastra.
3)        Dapat dilakukan pada karya sastra populer.
G.    KEKUATAN DAN KELEMAHAN
1. Penelitian Sinkronis
Kekuatan penelitian sinkronis adalah sebagai berikut :
a)    Reponden dapat ditentukan tanpa harus mencari artikel kritik sastranya terlebih dahulu.
b)   Penelitian resepsi sinkronis dapat dilakukan secara langsung tanpa menunggu kemunculan kritik atau ulasan mengenai karya sastra.
c)    Dapat dilakukan pada karya sastra populer .
Sedangkan, kelemahannya adalah sebagai berikut :
a)    Karna tergolong penelitian eksperimental dapat mengalami beberapa kendala saat pelaksanaannya di lapangan, khususnya dalam pemilihan responden, pemilihn teks sastra, dan penentuan teori.
b)   Hanya dapan digunakan untuk mengetahaui tanggapan pembaca pada satu karun waktu sehingga apabila diterapkan untuk karya sastra yang terbit beberapa tahun yang lalu, akan sulit membedakan antaratanggapan yang dulu dan masa sekarang.
2.Penelitian Diakronis
Kekuatan penelitian diakronis adalah sebagai berikut :
a)    Penelitian dapat melakukan penelitian atas hasil-hasil intertekstual,penyalinan, penyaduran, mampu penerjemaha, yang berupa karya sastra turunan.
b)   Peneliti juga dapat menerapkan teori lain, seperti teori intertekstualitas, teori sastra bandingan, teori filologi, dan beberapa teori lain yang mendukung.
c)    Penelitian dengan mudah mencari data, yaitu tanggapan pembca ideal terhadap suatu karya sastra.
Sedangkan kelemahan penelitian diakronis adalah sebagai berikut :
a)    Umumnya peneliti pemula akan mengalami kesulitan dalam menentukan karya sastra yang dijadikan objek penelitian. Karna umumnya karya sastra yang dikenal banyak orang telah diteliti resepsinya oleh peneliti-peneliti terdahulu.
b)   Selain itu dalam penelitian terhadap karya sastra turunan, khususnya hasil intertestual, penelitian akan kesulitan dalam menemukan teks asal dari karya sastra turunan tersebut.
            Pada penelitin resepsi diakronis, penelitian dapat melakukan penelitin atas hasil-hasil intertekstual, penyalinan, penyaduran,maupun penerjemahan, yang berupa karya sastra turunan. Kelebihan lain dari penelitian resepsi diakronis adalah kemudahan penelitian dalam mencari data, yaitu tanggapan pembaca ideal terhadap suatu karya sastra

BAB III
PENUTUP

Resepsi sastra beorientasi pada pendekatan pragmatik yang memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca dalam karya sastra. Tanggapan pembaca terhadap sebuah karya sastra sejak dari dulu hingga sekarang akan berbeda-beda antara pembaca yang satu dengan yang lain. Begitu juga dengan tiap periode berbeda dengan periode lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cakrawala harapannya.
Demikian makalah yang dapat kami buat semoga dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa yang membaca dan makin menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makalah ini kami buat agar kita semua dapat memperlajari tentang Resepsi Sastra dan dapat kita mengerti dalam isi dan maksudnya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.


DAFTAR PUSTAKA
 Fokkema, D.W dan Elrud KunnnIbsch terjemahan J. Praptadiharja.1998. Teori Sastra Abad Kedua Puluh. Jakarta: 1998
 Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

 Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogjakarta: Pustaka Pelajar


Semoga bermaan faat men,,,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar