BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Resepsi
sastra dimaksudkan bagaimana 'pembaca' memberikan makna terbadap karya sastra
yang dibacanya, sehingga dapat memberikan reaksi atau tanggapan terhadapnya.
Tanggapan itu mungkin bersifat pasif. Yaitu bagaimana seorang pembaca dapat
memabami karya itu, atau dapat melihat hakikat estetika, yang ada di dalamnya.
Atau mungkinjuga bersifat aktif yaitu bagaimana ia merealisasikan 'nya. Karena
itu, pengertian resepsi sastra mempunyai lapangan yang luas, dengan berbagai
kemungkinan penggunaan. Dengan resepsi sastra terjadi suatu perubahan (besar)
dalam penelitian sastra, yang berbeda dari kecenderungan yang biasa selama ini.
Selama ini tekanan diberikan kepada teks, dan untuk kepentingan teks ini,
biasanya untuk pemahaman 'seorang peneliti' mungkin saja pergi kepada penulis
(teks)~. (Umar Joous, 1985: 1).
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun masalah yang akan dikajikan
dalam makalah ini adalah Resepsi sastra dari masalah ini dapat dibentuk
beberapa masalah diantaranya yaitu :
1. Apa yang dimaksud Resepsi Sastra ?
2. Sejarah Resepsi
Sastra.
3. Penerapan Metode
Penelitian Resepsi Sastra.
C. TUJUAN
Supaya para pembaca mengetahui
tentang Resepsi sastra dan dapat
memahami isi dari makalah ini.
D. MANFAAT
MAKALAH
Agar
mahasiswa dapat mengerti apa itu Resepsi Sastra.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RESEPSI SASTRA
Istilah
resepsi sastra berasal dari kata REZEPTIONEASHETIC, yang dapat disamakan dengan
literary response(penerimaan estetika) sesuai dengan aestehetic of reception
(junus, 1984: 2) dan disebut estetika resepsi oleh pradopo (2002:23).
Resepsi sastra berpandangan bahwa pada dasarnya karya sastra
adalah polisemi. Tetapi bukan tidak mukin seorang pembaca dalam suatu waktu
tertentu hanya akan melihat satu”arti”
saja. Atau mereka hanya memberikan takanan pada satu”arti” tertentu dan
mengabaikan “arti” lainnya.Dengan demikaian “ari” dikonkretkan dengan hubungan
oleh khalayak. Sesuai dengan pembawaan karya itu kepada khalayak, sehinga ia
mempunyai akibat (junus, 1984 :2).
REZEPTIONGESCHICHATE
adalah sebuah pendekatan yang khusus memperhatika resepsi karya sastra dalam
rangka kesastraan, dalam keterlibatannya dengan karya lain, berdasarkan horizon
harapan pembaca. Singkatnya, perwujutan karya sastra dalam rangka sistemik dan
sejarah sastra oleh pembaca tertentu. Dalam teori resepsi sastra ini, funsi
pembaca demikian penting dalam memberikan tangapan atau resepsi karya
sastra.horison harpan pembacalah yang akan menentukan bagai mana resepsinya
terhadap sebuah karya sastra.
Resepsi sastra
merupakan aliran sastra yang memiliki teks sastra
dengan mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tangapan. Dalam
memberikan sambutan dan tagapan tentunya dipangaruhi oleh faktor ruangan,
waktu, dan golongan sosial.
Resepsi
berasal dari bahasa latin yaitu recipere yang
diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan pemaca. Dalam arti luas resepsi
resepsi disrtikan sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian makna
terhadapnya. Respon yang dimaksutkan tidak dilakukan antara karya dengan
seorang pembaca, melainkan pembaca sebagai proses sejarah, pembaca dalam
periode tertetu.
Resepsi
Sastra Resepsi berasal dari kata recipere
(Latin), reception (Inggris) yang diartikan sebagai penerimaan atau penyambutan
pembaca. Dalam arti luas yaitu, pengolahan teks dan cara-cara pemberian makna
terhadap karya sastra, sehingga memberikan respon terhadapnya. Aliran sastra
ini meneliti teks sastra dengan mempertimbangkan pembaca selaku pemberi
sambutan atau tanggapan pada karya sastra. Endaswara (2003:118) mengemukakan
bahwa resepsi berarti menerima atau penikmatan karya sastra oleh pembaca.
Resepsi
merupakan aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik tolak kepada pembaca
dengan memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu. Dalam meresepsi sebuah
karya sastra bukan hanya makna tunggal, tetapi memiliki makna lain yang akan
memperkaya karya sastra itu.
Penelitian
resepsi sastra pada dasarnya merupakan penyelidikan reaksi pembaca terhadap
teks sastra (Endraswara, 2003:119). Sejalan dengan pendapat Ingarden (dalam
Taum, 1997:57), bahwa setiap karya sastra prinsipnya belum lengkap karena hanya
menghadirkan bentuk skematik dan sejumlah “tempat tampa batas” yang perlu
dilengkapi secara individual menurut pengalamannya akan karya-karya sastra
lain. Reaksi-reaksi yang ditimbulkan oleh pembaca (penonton) terhadap karya
sastra dapat ditanggapi dengan positif atau sebaliknya. Tanggapan (sambutan)
pembaca pada dasarnya akan sampai pada pemaknaan karya sastra itu sendiri.
Namun, sejauh kelengkapan teks sastra tersebut tidak pernah sempurna, maka yang
harus dilakukan adalah dengan melengkapi stuktur karya sastra itu oleh pembaca
dengan melakukan konkretisasi (penyelarasan atau pengisian makna oleh pembaca).
Dari reaksi pembaca yang berbeda-beda memungkinkan pembaca akan memberi
penilaian pada karya sastra dengan memanfaatkan kode-kode tertentu menurut
pemahamannya (Endraswara, 2003:120).
Menurut Pradopo (2007:218) yang
dimaksud resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan
pembaca terhadap karya sastra. Teeuw (dalam Pradopo 2007:207) menegaskan bahwa
resepsi termasuk dalam orientasi pragmatik. Karya sastra sangat erat
hubungannya dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada kepentingan
pembaca sebagai menikmat karya sastra. Selain itu, pembaca juga yang menentukan
makna dan nilai dari karya sastra, sehingga karya sastra mempunyai nilai karena
ada pembaca yang memberikan nilai.
B.
SEJARAH RESEPSI SASTRA
Masalah –
masalah yang berkaitan dengan kompetensi pembaca mulai timbul di kalangan
strukturalis praha,dengan adanya pergeseran pandangan dari analisi unsur menuju
ke aspek – aspek di luarnya yang dikenal sebagai strukturalisme dinamik yang
dikemukakan oleh mukarovsky sekitar tahun 1930,dilanjutkan oleh felix
vodicka,muridnya jusz.
Resepsi sastra
tampil sebagai sebuah teori dominan sejak tahun 1970-an dengan pertimbangan :
a) Sebagai jalan keluar untuk mengatasi
strukturalisme yang dianggap hanya memberikan perhatian terhadap unsur – unsur.
b) Timbulnya kesadaran untuk membangkitkan
kembali nilai – nilai kemanusin dalam rangka kesadaran humanis universal.
c) Kesadaran bahwa nilai – nilai karya
sastra dapat dikembangkan hanya melalui kompetensi pembaca.
d) Kesadaran bahwa nilai karya seni
disebabkan oleh pembaca.
e) Kesadran bahwa makna terkandung dalam
hubungan ambiguitas antara karya sastra dengan pembaca.
Dalam menganalisis
penerimaan suatu karya ada hal-hal berikut mengapa kita penting mempelajari
resepsi sastra.
a) Rekontruksi kaidah sastra dan kompleks
anggapan tentang sastra pada suatu masa.
b) Rekontruksi sastra suatu masa,misalnya
mengenai kelompok karya yang biasanya menjadi objek penilian yang ada ketika
itu,dan lukisan tentang hirarki atau urutan nilai sastra pada suatu masa.
c) Studi tentang konkretisasi karya sastra (yang semasa dan yang
lalu ),misalnya studi tentang bentuk sebuah sastra,terhadap mana kita lontarkan
pengertian kita mengenai masa itu ( melalui kongkretisasi yang krisis ).
d) Studi tentang keluasaan pengaruh / kesan
dari suatu karya ke dalam lapangan sastra / bukan sastra. ( vodicka,dalam umar
junus,1985 : 31 ).
C.
RESEPSI DAN
PENAFSIRAN
Luxemburg,dkk.( 1984 : 62 )
membedakan antara resepsi dan penafsiran.ciri –ciri penerimaan atau resepsi
adalah reaksi,baik langsung maupun tidak langsung.penafsiran bersifat lebih
teoritis dan sistematis oleh karena itu termasuk bidang kritik sastra.
Resepsi novel disurat kabar termasuk
resepsi,sedangkan pembicaraan novel tersebut di majalah ilmiah termasuk
pernafsiran.namun dalam perkembangannya sekarang resepsi sastra sudah di sertai
dengan penafsiran dan bahkan penafsiran yang sangat rinci.
D.
SISTEMATIKA UNSUR - UNSUR
RESEPSI
SASTRA
DAN PROBEMATIKANYA
a. Pembaca
Pembaca karya sastra
terbagi dua yaitu pembaca biasa dan pembaca ideal.pembaca ideal dibagi yaitu “ pembaca yang implist “ dan pembaca
yang ekplist.
Pembaca
biasa adalah pembaca dalam arti sebenarnya,yang menbaca suatu karya sebagai
karya sastra,bukan sebagai bahan penelitian.dalam resepsi sastra diperhatikan bagaimana reaksi pembaca
biasa ini terhadap suatu karya sastra.
Pembaca
ideal adalah pembaca yang dibentuk / diciptakan oleh penulis atau peneliti dari
pembaca ( pembaca ) biasa berdasarkan variasi tanggapan mereka yang tak
terkontrol berdasarkan kesalahan dan keganjilan tanggapan mereka,berdasarkan
kompetensi sastra mereka yang putus-putus , atau berdasarkan berbagai variable
lain yang menggangu. Dengan begitu, dalam resepsi sastra,”kesalahan” pemahaman
bukan kesalahan, tapi suatu yang wajar.
Ø Pembaca implisip ialah pembaca yang
memaikan peranan yang memainkan peranan bagaimana suatu teks dapat dibaca.
Ø Pembaca eksplisit adlah pembaca kepda
siapa suatu teks diucapakan. pembaca itu mungkn dinyatakan secara langsung
sebagai mana yang ada.
b. Legitikal dan poetical
Ø Legetikal ; suatu teori bagaiman proses
pembacaan dari seorang pembaca diterangkan dan juga bagaiman semestinya suatu
penerimaan dalam suatu proses pembacaan.
Ø Poetica ; teori tentang cara suatu teks
dapat dilukiskan sesuai dengan presepktip estetika karya itu.
c. Horison penerimaan dan kongretisasi
Diistilahkan
dengan cakrawala harapan atau horison penerimaan. Horizon harapan adalah
harapan-harapan seseorang pembaca terhadap karya sastra.
Klasipikasi horiso harapan
Ø Periodisasi sastra
Ø Karya (ragam) sastra
Ø Pengrang
E.
PENERAPAN
METODE PENELITIAN RESEPSI
SASTRA
Penelitian resepsi sastra pada
penerapannya mengacu pada proses pengolahan tanggapan pembaca atas karya sastra yang dibacanya.
Metode resepsi sastra mendasarkan
diri pada teori bahwa karya sastra itu sejak terbit selalu mendapatkan
tanggapan dari pembacanya.Menurut Jauss : apresiasi pembaca pertama akan
dilanjutkan dan di perkaya melalui tanggapan yang lebih lanjut dari generasi ke
generasi.
Metode penelitian sastra menjadi
dua metode,yaitu metode resepsi sinkronis dan metode resepsi diakronis.
1. Penerapan metode resepsi sinkronis
Penelitian resepsi
sastra dengan metode sinkronis adalah penelitian resepsi sastra yang
menggunakan tanggapan pembaca sezaman,artinya pembaca yang menggunakan sebagai
responden berada dalam satu periode waktu.
2. Penerapan metode resepsi diakronis
Penelitian resepsi sastra dengan
metode diakronis merupakan penelitian resepsi sastra yang dilakukan terhadap
tenggapan – tanggapan pembaca dalam beberapa periode.tetapi periode waktu
yangdi maksud masih berada dalam satu rentang waktu.
Misalnya penelitian singkronis
dilakukan untuk mengetahui tanggapn pembaca terhadap novel-novel anak seri
kecl-kecil punya karya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup anak-anak, sedangkan
penelitian diakronis dilakukan untuk mengetahaui unsur-unsur hedonisme dalam
novel-novel anak seri Kecil-Kecil punya karya sejak kemunculannya(2003)hingga
kini(2012).
F. METODE
PENELITIAN
Langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam penelitian sinkronis adalah sebagai berikut
1. Penentuan sumber data penelitian, berupa
teks yang akan diteliti dan
pembaca
yang akan diminta tanggapannya.
2. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
teknik wawancara, maka peneliti harus menentukan terlebih dahulu responden
penlitian, sejumlah populasi dan sampel yang akan digunakan.
3. Pengolahan data (hasil wawancara)dengan
caramenguraidan menganalisisnya sesuai dengan rumusan masalah.
Langkah-langkah yang
harus dilakukan
dalam penelitian diakronis adalah sebagai berikut :
1.
Penentuan
sumber data penelitian, berupa teks yang akan yang diteliti dalam rentang waktu
tertentu.
2.
Pengumpulan
data dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan dan referensi yang
mendukung penelitian, baik diperpustakaan atau media massa .
3.
Pengelolahan
data dengan cara mengurai dan menganalisisnya sesuai dngan rumusan masalah.
Kelebihan dan kelemahan metode
penelitian resepsi sastra
Masing-masing
metode dalam penelitian mempunyai kelebihan dan kelemahan. Begitu juga dalam
penelitian resepsi sastra. Masing-masing metode, baik sinkronis maupun
diakronis, mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Resepsi sinkronis
maupun diakronis mempunyai beberapa kelemahan dari segi proses kerjanya, menurut
abdullah penelitian yang tergolong eksperimental dapat mengalami beberapa
kendala saat pelaksanaannya di lapangan.penelitian ekperimental dinilai sangat
rumit, khususnya dalam pemilihan responden, pemilihan teks sastra dan penentuan
teori.
Kelebihan dan
penelitian resepsi sinkronis atau eksperimental ini antara lain
1)
Reponden
dapat ditentukan tanpa harus mencari artikel kritik sastranya terlebih dahulu.
2)
Penelitian
resepsi sinkronis dapat dilakukan secara langsung tanpa menunggu kemunculan
kritik atau ulasn mengenai karya sastra.
3)
Dapat
dilakukan pada karya sastra populer.
G.
KEKUATAN DAN KELEMAHAN
1. Penelitian Sinkronis
Kekuatan
penelitian sinkronis adalah sebagai berikut :
a) Reponden dapat ditentukan tanpa harus
mencari artikel kritik sastranya terlebih dahulu.
b) Penelitian resepsi sinkronis dapat
dilakukan secara langsung tanpa menunggu kemunculan kritik atau ulasan mengenai
karya sastra.
c) Dapat dilakukan pada karya sastra
populer .
Sedangkan, kelemahannya
adalah sebagai berikut :
a) Karna tergolong penelitian eksperimental
dapat mengalami beberapa kendala saat pelaksanaannya di lapangan, khususnya
dalam pemilihan responden, pemilihn teks sastra, dan penentuan teori.
b) Hanya dapan digunakan untuk mengetahaui
tanggapan pembaca pada satu karun waktu sehingga apabila diterapkan untuk karya
sastra yang terbit beberapa tahun yang lalu, akan sulit membedakan
antaratanggapan yang dulu dan masa sekarang.
2.Penelitian Diakronis
Kekuatan penelitian diakronis
adalah sebagai berikut :
a) Penelitian dapat melakukan penelitian atas
hasil-hasil intertekstual,penyalinan, penyaduran, mampu penerjemaha, yang
berupa karya sastra turunan.
b) Peneliti juga dapat menerapkan teori
lain, seperti teori intertekstualitas, teori sastra bandingan, teori filologi,
dan beberapa teori lain yang mendukung.
c) Penelitian dengan mudah mencari data,
yaitu tanggapan pembca ideal terhadap suatu karya sastra.
Sedangkan
kelemahan penelitian diakronis adalah sebagai berikut :
a) Umumnya peneliti pemula akan mengalami
kesulitan dalam menentukan karya sastra yang dijadikan objek penelitian. Karna
umumnya karya sastra yang dikenal banyak orang telah diteliti resepsinya oleh
peneliti-peneliti terdahulu.
b) Selain itu dalam penelitian terhadap
karya sastra turunan, khususnya hasil intertestual, penelitian akan kesulitan
dalam menemukan teks asal dari karya sastra turunan tersebut.
Pada
penelitin resepsi diakronis, penelitian dapat melakukan penelitin atas
hasil-hasil intertekstual, penyalinan, penyaduran,maupun penerjemahan, yang
berupa karya sastra turunan. Kelebihan lain dari penelitian resepsi diakronis
adalah kemudahan penelitian dalam mencari data, yaitu tanggapan pembaca ideal
terhadap suatu karya sastra
BAB III
PENUTUP
Resepsi
sastra beorientasi pada pendekatan pragmatik
yang memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca dalam karya sastra.
Tanggapan pembaca terhadap sebuah karya sastra sejak dari dulu hingga sekarang
akan berbeda-beda antara pembaca yang satu dengan yang lain. Begitu juga dengan
tiap periode berbeda dengan periode lainnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
cakrawala harapannya.
Demikian
makalah yang dapat kami buat semoga dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa yang
membaca dan makin menambah ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makalah
ini kami buat agar kita semua dapat memperlajari tentang Resepsi Sastra
dan dapat kita mengerti dalam isi dan maksudnya.
Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih, semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.
DAFTAR
PUSTAKA
Fokkema, D.W dan Elrud KunnnIbsch terjemahan
J. Praptadiharja.1998. Teori Sastra Abad Kedua Puluh. Jakarta: 1998
Junus, Umar. 1985. Resepsi Sastra Sebuah
Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Teori, Metode, dan
Teknik Penelitian Sastra. Yogjakarta: Pustaka Pelajar
Semoga bermaan faat men,,,,,,,
Semoga bermaan faat men,,,,,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar